Dina T WijayaSepaRuhBeberapa malam ini, ujung telapak kaki tanganku biru. Dingin menjekut seperti tak punya darah. Hari ini aku sengaja keluar pagi-pagi tanpa…Aug 2Aug 2
Dina T WijayaSurat untuk kamu, dua puluh empat masehiTentu saja yang paling dulu adalah ungkapan syukur yang melimpah bagimu. Sisanya, biarlah kamu menguap jadi embun esok hari. Kamu telah…Feb 2Feb 2
Dina T WijayaKita Terlalu Sibuk Ngurus GomBeberapa hari lalu seorang teman yang lama tak menghubungi, bercerita bahwa ia akan punya acara. Calon pasangan beserta keluarganya bakal…Dec 7, 2023Dec 7, 2023
Dina T WijayainThe EquatorQuestioning The Dominant Conception of LoveOnly fairly recently, “love” in a romantic way, became the thing that always popped up in my head. There is always a trigger that makes me…Jul 1, 2023Jul 1, 2023
Dina T WijayaNotula saat malam berasapKeseharian kita barangkali adalah gugusan periodik singkat. Hari-hari yang melekat pada memori masing-masing dari kita telah dengan…Oct 10, 2022Oct 10, 2022
Dina T WijayaSurat untuk kamu, dua puluh dua masehiTelah berapa masa ke pungkur kau biarkan dirimu lampau begitu saja? Pedihnya yang teramat atau memang kamu yang lalai?Sep 22, 2022Sep 22, 2022
Dina T WijayainThe EquatorRaise Your Voice: It Wouldn’t Represent The Whole You, We’re Just Perceiving The HolesWe must not be silent about something that we consider essential while respecting personal privacy.Aug 7, 2021Aug 7, 2021
Dina T WijayaKegalauan Masa Kini dalam Empat Kaleng Khong GuanTak butuh waktu lama untuk membaca luapan kata-kata random dari Joko Pinurbo. Rasanya seperti duduk anteng dengan satu kaleng Khong Guan…May 3, 2021May 3, 2021
Dina T WijayaLa Maison en Petits Cubes: Menyelami Hidup yang TenggelamJika awal mula kehidupan adalah dari dasar laut, maka film pendek La Maison en Petits Cubes ini barangkali berangkat dari sana. Kehidupan…Nov 17, 2020Nov 17, 2020